Selasa, 10 Agustus 2010

Emosi Sesaat

Lelah raga berjalan di lorong tak berujung
meniti bebatuan di bawah gelapnya awan yang sedang murung ,
kaki tetap melangkah , meski badan sudah terhuyung
menggapai asa yang menggantung di tali lembayung.

Memaksa benak untuk terus bicara dalam menggapai asa
meski raga terkulai tak berdaya...
emosi sesaat tak terkendali dengan bijak
melayang seakan tak berkehendak untuk berpijak.

Mengapa berharap malam tak usai dan gemintang tak ingin redup
sementara awan kelabu bergelayut dan cahaya seakan tertutup....
biarkan malam berpeluk dengan sang fajar
agar embun tersenyum terlihat matahari meski nanar.

18 Mei 2010